- Cerita SBB
Mengubah Cara Pandang, Menoreh Berbagai Prestasi
Perjuangan guru-guru Semai Benih Bangsa (SBB) dalam membangun sekolahnya selalu menarik untuk diceritakan. Benarlah perkataan bahwa sebuah gagasan dan impian akan memiliki kaki-kaki yang menggerakkan. Begitu pula dengan TK Pertiwi dan guru-gurunya.
TK Pertiwi sudah berdiri cukup lama, tepatnya sejak tahun 1991. Pada waktu itu, sekolah yang berada di pesisir Jawa Timur ini masih bernaung di bawah PKK Desa Gesikharjo, belum punya gedung sendiri dan terdiri atas satu ruangan saja. Itu pun mendompleng di gedung sebuah SD. Hanya ada dua guru serta dua puluh lima murid. Ibu Khomsatun sebagai kepala sekolah dan dibantu oleh Ibu Minandari—ketika itu masih muda sekali, baru menamatkan pendidikan SMA-nya.
Walaupun demikian, Ibu Minandari, yang kemudian diberi tanggung jawab utama untuk mengelola sekolah, tidak menerima keadan itu begitu saja. Ibu Min bermimpi TK Pertiwi mempunyai gedung sendiri dan memiliki banyak murid suatu saat nanti.
Untuk mewujudkan impiannya, ia mulai dengan ikut menjadi Kader Posyandu sehingga bisa berkenalan dengan para orang tua yang memiliki anak-anak usia TK. Bukan hanya itu, Ibu Min yang juga Aparatur Sipil Negara (ASN) ini juga membuka kursus menari secara cuma-cuma memahami bahwa masyarakat di desanya menyukai tari-tarian. Karena itu, ia membuka kursus menari secara cuma-cuma bagi anak-anak usia PAUD, dengan harapan agar mereka nantinya tertarik untuk sekolah di TK Pertiwi. Tambahan lagi, ia mengunjungi rumah-rumah wali murid. Kegiatan belajar mengajar terkadang dilakukan di rumah wali murid yang bersedia, persisnya di halaman rumah. Hal itu sebagai upaya promosi dan menarik perhatian warga di sekitar rumah.
Perubahan Cara Pandang
“Sudah sekian lama jadi guru baru (tahu). “Tadinya, wah, gak kepiker seperti itu, (tahunya) menjadi guru itu hanya datang, mengajar. Yang penting anaknya bisa baca, bisa nulis, tulisan penuh sepapan tulis,” kenang Ibu Min yang sebelumnya sudah mengajar selama lebih dari 20 tahun.
Sampai akhirnya, tahun 2011, Ibu Minandari mendengar kabar dari Mbak Raufi dan Mbak Dewi, staf Indonesia Heritage Foundation (IHF) di Bojonegoro, Jawa Timur, mengenai pelatihan IHF yang disponsori ExxonMobil Cepu Limited (ECML). Menurut pengakuannya, itulah awal dari kesempatannya mendapatkan ilmu tentang bagaimana menerapkan pendidikan karakter. Pelatihan di Kota Depok itu mengubah cara beliau memandang pendidikan selama ini.
Beliau begitu terkesan dengan materi-materi Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) dan 9 Pilar Karakter yang diajarkan sewaktu pelatihan di Harmoni Training Center (HTC)—gedung pelatihan IHF.
“Sampai di sekolah ilmu yang dapatkan dari Jakarta, yang dari IHF itu saya terapkan di sekolah dan alhamdulillah banyak wali murid yang tertarik dengan itu … 9 Pilar Karakter ditambah satu K-4 itu saya promosikan, Pak, ke masyarakat,” ujarnya.
Sebab sekolahnya adalah Sekolah Koordinator (SK) dalam Program Semai Benih Bangsa Akbar (PSBBA), Ibu Minandari juga berupaya menyosialisasikan perubahan paradigma itu kepada Sekolah Mitra (SM)-nya, khususnya sewaktu melakukan monitoring.
Mengukir Banyak Prestasi
Ada juga Asyifa Aura Azzahra yang mampu memenangkan hingga tiga puluh perlombaan, dalam beragam bidang, seperti menyanyi, mewarnai, dan hafalan surah pendek. Sekolah dan guru pun tidak ingin ketinggalan untuk mengukir prestasi. Tahun 2015, TK Pertiwi sebagai TK inti mendapat juara pertama pada lomba gugus PAUD tingkat kabupaten.
Kini, murid TK Pertiwi sudah mencapai 135 orang. Murid-muridnya meraih banyak prestasi membanggakan. Bahkan, seorang murid bernama Safanah Gelby berhasil menjadi juara dua nasional dalam lomba bercerita bertema nelayan yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Safa menceritakan sebuah lukisan tentang sesuatu yang sangat identik dengan masyarakat pesisir, yaitu perahu.
Ibu Minandari sendiri ditetapkan sebagai juara satu tingkat Kabupaten Tuban dan juara tiga tingkat Provinsi Jawa Timur dalam lomba Kepala TK Prestasi pada tahun 2011. Tahun 2019, ia kembali meraih juara pertama dalam lomba Kepala TK Prestasi se-Kabupaten Tuban. Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Tuban Periode 2010–2020 pun seorang instruktur nasional, sering dilibatkan saat penyusunan kurikulum, dan kerap diminta menjadi narasumber dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengasuhan.
TK Pertiwi dan para gurunya bertekad untuk terus menerapkan PHBK dan 9 Pilar Karakter dan akan terus menyebarkannya di lingkungan mereka. Mereka juga berharap akan ada lagi pelatihan-pelatihan yang bisa mengubah cara pandang terhadap pendidikan anak usia yang masih keliru. Dengan begitu, akan lebih banyak lagi orang-orang yang akan tergugah untuk menjadi kaki-kaki yang menggerakkan itu.
Penulis: Teuku Zulman Sangga Buana
ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) adalah donatur dan mitra IHF sejak tahun 2007 sampai 2019. Hingga saat ini, EMCL sudah memberangkatkan 78 SBB ke IHF guna mendapatkan pelatihan dan magang. EMCL juga rutin melakukan pembinaan terhadap sekolah-sekolah yang sudah dilatih serta aktif memberikan stimulus ekonomi untuk meningkatkan kemandirian PAUD.
Indonesia Heritage Foundation
Jalan Raya Bogor Km. 31 No. 46
Tugu, Cimanggis, Depok
Jawa Barat 16451
Telepon: (021) 8712022
Pos-el: [email protected]
PROGRAM
IMPAK
Indonesia Heritage Foundation (IHF)
Copyright © 2023 - Indonesia Heritage Foundation | Redaksi