Lingkungan yang Sehat bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak SBB Mata Air Indonesia

Kehidupan di daerah pesisir umumnya sangat keras, tak terkecuali di kawasan pesisir Jakarta Utara. Keadaan itu tidak hanya dihadapi oleh orang dewasa, anak-anak pun turut merasakannya. Hal ini sering kali berdampak negatif terhadap aspek-aspek penting kehidupan mereka, seperti pertumbuhan dan perkembangan.

Melihat kondisi ini, seorang ustazah di daerah tersebut terketuk hatinya dan kemudian mendirikan sekolah sebagai solusinya. Sekolah ini diharapkan menjadi sebuah lingkungan yang sehat bagi anak-anak sekaligus tempat mereka bermain. Sekolah itu ia beri nama Mata Air Indonesia.

Sang Ustazah adalah neneknya Ibu Aisyah Nilam Permatasari, biasa disapa Nilam, yang hingga saat ini terus mengelola sekolah Mata Air Indonesia. Lulusan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma ini diamanahkan menjadi Ketua TK Mata Air Indonesia.

Pada waktu itu, tahun 2007, setiap Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) wajib mendirikan PAUD, sebagai program PAUD Pemerintah.  Dari sanalah Mata Air didirikan dengan menumpang di bangunan Pos RW selama 2 tahun. Akhirnya, pindah ke rumah Bu Nilam dengan memanfaatkan lahan parkir dan ruang tamu.

Karna awalnya di tahun 2007 itu kami bareng PKK. Jadi, saat itu disampaikan di Posyandu. Lalu, setelah berjalan, karna kan terlihat sama masyarakat, itu banyak yang datang ke kantor RW saat itu. Kemudian, ketika pindah ke sini pun, kami tidak membuat selebaran atau apa, tapi dari ke mulut ke mulut. Sebenarnya lebih ke testimoni dari orang tua,” kenang Bu Nilam.

Bu Nilam belajar secara autodidak.  Beliau mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait dengan PAUD setelah sebelumnya lama berkecimpung langsung di lapangan. “Jadi terjun dulu, baru belajar, gitu kan, alhamdulilah, saya dapat teman-teman,” kata Bu Nilam.

Teman seperjuangan yang sejak awal setia menemaninya adalah Bu Narsih, seorang alumni PGTK Universitas PTIQ Jakarta. Keduanya hobi membaca. “Seneng membaca, seneng dapat buku, sama hobinya sama Bu Nilam,” kata Bu Narsih.  Sejak Bu Nilam mengemban amanah baru di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Jannah, Bu Narsih lah yang menggantikannya sebagai kepala sekolah.

Mengikuti Pelatihan IHF yang Disponsori Pelindo

Pada tahun 2007, Indonesia Heritage Foundation (IHF) melakukan kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau disingkat Pelindo dalam melatih dan membina 10 PAUD yang berada di sekitar wilayah Pelindo, termasuk sekolah Mata Air. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 20 hari, dari tanggal 20 Agustus sampai dengan 10 September. Setelah pelatihan, dilanjutkan dengan pembinaan melalui monitoring.

“Dua tahun di-back up sama Pelindo, 2007 sampai dengan 2009, sampai akhirnya mandiri seperti sekarang. Ikut Pelatihan Akbar juga di Smesco, 3 hari, dan pelatihan-pelatihan online,” kata Bu Narsih.

Sudah sejak berdiri visi Mata Air adalah menyediakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Akan tetapi, Mata Air belum memahami bagaimana langkah konkretnya untuk mewujudkan visi tersebut dalam proses belajar-mengajar. Semua itu terjawab setelah mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan IHF.

“Kami tuh ingin membuat lingkungan belajar itu yang sehat. Tempat sosialisasi yang menyenangkan. (Tapi) masih berpikir lingkungan seperti apa yang mau kita buat. Kan kami butuh acuan, butuh recommend. Ternyata, ketemu sama PHBK ini. Nah, di sana (ketika pelatihan) jadi kan saya seneng banget belajarnya.”

Perubahan, Prestasi, dan Penerimaan Masyarakat

Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan IHF, Mata Air langsung menerapkan konsep Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) dan 9 Pilar Karakter serta menjadi sekolah Semai Benih Bangsa (SBB) IHF. Guru-guru menjadi makin berkarakter dan memahami bagaimana seharusnya berinteraksi dengan anak-anak.

Untuk tahun ajaran ini, ada 10 siswa untuk TK A dan ada 15 siswa untuk TK B. Mata Air pun menjadi lebih bersemangat mengikutsertakan siswa-siswanya dalam berbagai perlombaan, seperti Porseni yang diselenggarakan oleh Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dan lomba-lomba setingkat PAUD lainnya. Beragam lomba berhasil dimenangkan oleh anak-anak Mata Air, antara lain, mewarnai, estafet, menari, hafalan Pancasila, dan palaian adat.

Guru-guru juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi PAUD, misalnya HIMPAUDI, Pusat Kegiatan Gugus (PKG). Bu Narsih sendiri menjabat sebagai Bendahara di HIMPAUDI tingkat Kecamatan dan Koordinator PKG Kelurahan Cilincing. Selain itu, beliau merupakan Ketua Ikatan Guru Semai Benih Bangsa (IGSBB) Kota Jakarta Utara—IGSBB adalah wadah bagi para alumni program dan pelatihan PHBK.

Alhasil, masyarakat sekitar makin menaruh kepercayaan pada SBB Mata Air Indonesia.  Para orang tua makin yakin untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah ini. “Sampe anak ketiga ada di sini. Insyaallah, diterima, ke depannya itu, orang tua itu, apa, ya, lebih terbuka,” tutup Bu Narsih.

Penulis: Teuku Zulman Sangga Buana

Close Search Window