Artikel|

Gambar: Freepic

Mari berkenalan dengan istilah need for cognitive closure atau NFC. Istilah dalam ilmu psikologi ini dapat menjelaskan alasan setiap orang memiliki perbedaan dalam mengambil sebuah kesimpulan.

NFC atau need for cognitive closure dapat dijelaskan sebagai kebutuhan alamiah bagi individu untuk mendapatkan kesimpulan atau satu kebenaran yang cepat dalam menentukan keputusan. Tingkatan atau nilai NFC pada tiap orang bisa berbeda, ada yang tinggi dan ada yang rendah. Mereka yang nilai NFC-nya tinggi, cenderung lebih cepat mengambil kesimpulan dan kesulitan menerima kondisi yang ambigu. Mereka akan menolak berada pada kondisi yang tidakpasti. Hal tersebut membentuk pola pikir individu menjadi kaku sehingga membuatnya kurang menerima terhadap informasi yang ada. NFC yang tinggi membuat individu berfokus pada bukti stereotipe dan bukan pada informasi yang sebenarnya. Diperparah lagi dengan kecenderungan untuk menilai pada kesan pertama sehingga akan menjadi bias secara berlebih. Pada kondisi tersebut, individu akan mudah untuk menghakimi orang lain.

Sementara itu, mereka yang nilai NFC-nya rendah memiliki kecenderungan berpikir terbuka dan relatif merasa nyaman ketika terdapat beberapa alternatif jawaban. Seseorang yang berpikiran terbuka akan merasa cukup nyaman untuk memarkir pengetahuan lamanya sejenak dan membuka ruang untuk pengetahuan yang baru. Implikasi nilai NFC rendah, yaitu seseorang yang berpikiran terbuka memiliki motivasi yang lebih tinggi untuk mencari dan memproses informasi baru, termasuk dalam mengonstruksi penjelasan-penjelasan alternatif. Mereka juga lebih lenting terhadap persuasi orang lain dan berhati-hati dalam membentuk kesan pertama berdasarkan stereotipe. 

Dapat disederhanakan bahwa mereka yang memiliki nilai NFC tinggi cenderung melihat sesuatu sebagai hitam putih, sedangkan mereka yang nilai NFC-nya rendah bisa menerima area yang relatif lebih abu-abu. Perbedaan tingkat NFC inilah yang membuat pertentangan nilai, identitas, dan realitas pasti terjadi di antara manusia.

Lalu apa saja faktor yang dapat memengaruhi NFC seseorang?

Selain kecenderungan faktor internal dalam menyikapi ketidakpastian, faktor eksternal juga berpengaruh dalam membentuk NFC seseorang. Misalnya, ketika seseorang berada di lingkungan masyarakat yang berpikiran tertutup, lalu ia memutuskan berpikiran terbuka maka ia akan mengalami situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman. Namun, kondisi itu akan menjadi lebih menguntungkan ketika ia berpikiran tertutup.

Setelah itu, biaya sosial. Faktor tersebut juga bisa menjadi salah satu faktor nilai NFC seseorang. Bagi yang nilai NFC-nya rendah, di saat lingkungan mendukung untuk berpikiran terbuka maka tidak ada biaya sosial yang dikeluarkan. Sementara itu, yang nilai NFC-nya tinggi, bisa jadi situasi yang mendukung di sekitarnya membuat biaya sosial berpikiran terbuka sangat tinggi.

Dengan adanya pengetahuan ini membuat kita berpikir dan memahami lebih jauh alasan seseorang berbeda dalam mengambil keputusan. Selain itu, membuat kita tidak menjustifikasi perbedaan NFC seseorang, melainkan berempati. Bisa jadi kondisi lingkungan yang tidak mendukung membuat mereka tidak dapat menurunkan NFC dan hanya dengan NFC tinggilah mereka dapat tumbuh dan bertahan hidup di lingkungan.

Penulis: Maulady Virdausy Fahmy
Editor: Dewanti Nurcahyani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close Search Window