Tip|

Freepik

Setiap orang tua memimpikan mempunyai anak yang percaya diri. Namun, tidak semua anak tumbuh dengan sifat tersebut. Rasa percaya diri bukan sifat yang langsung diturunkan dari orang tua. Karena itu, orang tua harus mengajarkannya kepada anak sejak dini. Dengan begitu, kelak anak tidak tumbuh menjadi sosok yang pemalu ketika bergaul dan bersosialisasi.

Di sekitar kita, tak jarang kita melihat anak-anak yang rendah diri, minder, penakut, dan akhirnya menjadi pribadi yang tertutup kepada siapa pun. Padahal, kepercayaan diri penting bagi setiap orang untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan. Orang tua memegang peran utama dalam menjadikan anak kurang percaya diri atau membuat anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Membangun rasa percaya diri pada anak memang bukan perkara yang mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Anak yang kurang percaya diri tidak cukup hanya diberikan dukungan berupa kata-kata yang terus-menerus diucapkan. Kasih sayang dan perhatian orang tua secara kontinu tentu memberikan kontribusi utama agar percaya diri anak tumbuh dengan optimal.

Selain itu, lingkungan dan interaksi sosial anak yang mendukung tumbuhnya rasa percaya diri merupakan syarat penting yang tidak bisa diabaikan. Rasa percaya diri anak diperoleh dari apa yang dipikirkannya tentang anggapan atau penilaian orang lain atas dirinya.

Untuk memulihkan rasa kurang percaya diri anak, orang tua atau guru (yang mendampingi anak di sekolah) bisa memetakan penyebab-penyebab rasa rendah diri anak. Penyebab anak kurang percaya diri sangat kompleks. Namun, memiliki satu kata kunci yang sama, yaitu masa kecil yang mengalami pola asuh yang keliru hingga menderita trauma kekerasan.

Freepik

Orang tua perlu berlapang dada untuk melihat ke masa lalu anak sekaligus mengoreksi diri sejauh mana sikap, perkataan, dan perbuatan mereka dan orang lain terhadap anak sehingga menyebabkan percaya dirinya sangat rendah. Cara-cara berikut ini bisa dilakukan ayah, bunda, dan guru dalam membangun dan meningkatkan kepercayaan diri anak.

  1. Menjadi cermin positif bagi anak.
  2. Bermain bersama anak dan memusatkan perhatian penuh kepadanya ketika bermain bersama.
  3. Memanggil anak dengan namanya karena memberi kesan spesial bagi anak.
  4. Menerapkan prinsip carry over untuk potensi anak.
  5. Menumbuhkan percaya diri anak di rumah sebelum ia berbaur ke luar rumah.
  6. Jangan beri label buruk atau negatif kepada anak.
  7. Sering memberi pujian yang realistis, tertawa bersama, dan bukan menertawakannya.
  8. Memilih dan memonitor pengaruh sekolah anak.
  9. Mulai mengarahkan anak untuk mempunyai rasa tanggung jawab sesuai dengan kemampuannya.
  10. Memberi dorongan kepada anak untuk mengungkapkan perasaannya dan hindari menyuruh anak diam.

Bagaimana ayah, bunda, dan guru penuh cinta? Sudah siap untuk mendampingi anak tumbuh dengan rasa percaya diri yang optimal dan menghilangkan sikap rendah dirinya? Semangat! Jangan pernah berhenti limpahkan kasih sayang tulus untuk mereka, ya.

Penulis: Dewanti Nurcahyani
Editor: Teuku Zulman Sangga Buana

Rujukan: Ratna Megawangi dan Wahyu Farrah Dina. Membangun Percaya Diri. Depok: Indonesia Heritage Foundation.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close Search Window